image

Pemeriksaan Autorefraksi dan Keratometry

Published : Sisfor | 2025-01-25 14:21:51 8 comments

Pemeriksaan Autorefraksi dan Keratometry adalah bagian penting dalam evaluasi mata, terutama untuk menentukan kebutuhan koreksi penglihatan dan memahami kondisi kornea. Berikut adalah penjelasan rinci mengenai kedua pemeriksaan tersebut:


1. Autorefraksi

Definisi:
Autorefraksi adalah pemeriksaan untuk mengukur refraksi mata secara otomatis menggunakan alat yang disebut autorefractor. Pemeriksaan ini menentukan kekuatan lensa yang diperlukan untuk mengoreksi kelainan refraksi, seperti:

  • Miopia (rabun jauh)
  • Hipermetropia (rabun dekat)
  • Astigmatisma (ketidakrataan kornea atau lensa)

Proses Pemeriksaan:

  1. Persiapan:
    • Pasien diminta duduk di depan alat autorefractor.
    • Kepala diposisikan dengan dagu dan dahi menyentuh penyangga.
    • Pasien diminta untuk fokus pada target (biasanya gambar atau cahaya kecil) di dalam alat.
  2. Pengukuran:
    • Alat memancarkan sinar inframerah ke dalam mata, yang memantul kembali dari retina.
    • Sistem alat mengukur perubahan cahaya yang kembali untuk menentukan kekuatan refraksi.
  3. Hasil:
    • Data berupa nilai spherical (SPH), cylindrical (CYL), dan axis.
    • Hasil ini digunakan sebagai referensi awal untuk menentukan resep kacamata atau lensa kontak.

Kelebihan:

  • Cepat dan mudah dilakukan.
  • Tidak invasif dan nyaman bagi pasien.
  • Cocok untuk skrining awal pada anak-anak dan orang dewasa.

Keterbatasan:

  • Tidak seakurat pemeriksaan manual oleh refraksionis atau dokter mata.
  • Hasil perlu dikonfirmasi dengan pemeriksaan subyektif (trial lens).

2. Keratometry

Definisi:
Keratometry adalah pemeriksaan untuk mengukur kelengkungan dan kekuatan refraksi kornea, terutama pada bagian tengahnya. Pemeriksaan ini dilakukan menggunakan alat yang disebut keratometer atau topographer.

Fungsi Utama:

  • Menentukan derajat astigmatisma korneal.
  • Mengevaluasi bentuk kornea pada kasus seperti keratokonus (penipisan kornea).
  • Membantu fitting lensa kontak keras (RGP atau scleral lens).
  • Persiapan untuk operasi mata, seperti LASIK, katarak, atau implantasi lensa intraokular.

Proses Pemeriksaan:

  1. Persiapan:
    • Pasien duduk di depan keratometer.
    • Kepala diposisikan dengan baik.
    • Pasien diminta melihat ke arah target di alat.
  2. Pengukuran:
    • Keratometer memproyeksikan cahaya pada kornea.
    • Pantulan cahaya dari permukaan kornea diukur untuk menghitung radius kelengkungan (dalam mm).
    • Data diubah menjadi kekuatan refraksi kornea (dioptri).
  3. Hasil:
    • Nilai kelengkungan kornea horizontal (K1) dan vertikal (K2).
    • Arah sumbu astigmatisma.

Kelebihan:

  • Memberikan data penting untuk koreksi astigmatisma.
  • Cepat dan tidak invasif.
  • Penting untuk kasus tertentu, seperti pasien dengan astigmatisma tinggi atau pasca operasi kornea.

Keterbatasan:

  • Tidak memberikan gambaran menyeluruh tentang seluruh permukaan kornea (dibutuhkan corneal topography untuk analisis lebih detail).

Perbedaan Utama

AspekAutorefraksiKeratometry
TujuanMengukur kelainan refraksi mata.Mengukur kelengkungan kornea.
AlatAutorefractor.Keratometer atau corneal topographer.
HasilSPH, CYL, Axis.K1, K2, dan sumbu astigmatisma kornea.
AplikasiResep kacamata atau lensa kontak.Fitting lensa kontak dan evaluasi kornea.

Kedua pemeriksaan ini sering digunakan bersama untuk memberikan gambaran lengkap tentang kondisi mata pasien, terutama sebelum memberikan koreksi penglihatan atau tindakan lebih lanjut.

Komentar